Sabtu, 15 Desember 2012

Niat dan Azam

NIAT DAN AZAM

Salah kaprah, itulah kira-kira bahasa yang tetap diutarakan tatkala menemukan pemahaman antara niat dan azam disamakan. Padahal sangatlah jelas dalam bahasa Arab antara niat dan azam memiliki makna yang berbeda. Dalam artian kebahasaan (etimologi) niat diartikan bermaksud dan azam diartikan rencana.
Adapun dalam artian istilah (terminologi) kedua istilah tersebut dapat diartikan; niat adalah maksud hati yang diiringi dengan perbuatan (prilaku). Sebagai contoh. Seseorang akan bermaksud ke pasaran, tatkala hatinya berkata mau ke pasar, ketika itu juga kakinya melangkah menuju pasar. Dengan demikian dapat kita pahami jika ada seseorang yang bermaksud berangkat kepasar, tetapi hanya berdiam diri, kakinya tidak bergerak atau melangkah sedikit pun. Spontan kita dapat mengatakan “hal itu bukanlah niat”, karena antara maksud hati dan prilaku tidak berbarengan. Anehnya hal ini banyak diartikan (definisikan) niat oleh kebanyakan orang.
Konteksnya dengan ibadah, shalat misalnya, banyak orang mengatakan shalat cukup dengan niat, padahal niat shalat harus berbarengan dilakukan dengan perbuatan shalat karena itu merupakan kriteria niat. Maka jika ada orang berkata saya mau shalat, hal ini tidak dapat dikatakan niat, ini baru tataran rencana.
Persoalan niat yang harus berbarengan antara maksud hati dengan prilaku tidak berlaku bagi puasa, karena niat puasa harus dilakukan di tengah malam, sementara pelaksanaannya di siang hari.
Setelah secara gamlang diuraikan tentang niat, lalu apa sebenarnya definisi azam, dan di mana sisi perbedaan dan persamaannya? Dari uraian sebenarnya tampa sadar kita sudah dapat memahami arti niat dan azam, karena segala permaksudan hati yang tidak termasuk pada kriteria niat masuklah pada kriteri azam. Azam dengan niat perbedaannya sangatlah tipis, karena perbedaanya hanya terletak pada prilaku (pelaksanaannya). Jika niat harus berbarengan antara maksud hati dan pelaksanaann, sementara azam antara maksud hati tidak berbarengan. Azam juga secara sederhana dapat diartikan “rencana”. Demikianlah sekilas clotehan dipagi hari tatkala secangkir kopi membasahi tenggorokan, diiringi dengan sebatang rokok djisamsoe.   

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Assalamualikum. mantaap.. semalam mendapat tambahan ilmu azam dan niat, dan sekarang berujung di blog ini. alhamdulillah, hatur nuhun sharing ilmu nya. semoga bermanfaat buat semua.

Unknown mengatakan...

alhamdulillah pak saya jadi paham dari penjelasannya yang bapak ceritakan, saya izin share ya, terima kasih

Ceramah Maulud