SYUKUR NIKMAT
Ah,...sebelum berangkat ke kampus untuk menyampaikan
materi kuliah, aku nulis dulu. Biar tabungan ku banyak, tapi bukan tabungan
duit, melainkan tabungan tulisan.
Hari ini aku mau penulis syukur sesuai dengan judul di
atas. Penulisan syukur bukan pada tataran praktis, melainkan sedikit teoritis.
Shobat ngariung sambil membaca do’a, sering dikatakan
syukur, benarkah? Oh..jawabannya bisa benar bisa juga dikatakan tidak,
bergantung pada apa yang digantung (niat).
Dalam artian kebahasaan yang dimaksud syukur adalah
menggunakan seluruh karunia yang telah Allah berikan di jalan yang Allah ridha’i,
bentuknya bisa beragam tergantung apa yang disyukuri. Jadi luas sekali syukur
itu, tidak hanya di tataran ngariung, namun ngariung bagian dari syukur.
Banyak sekali yang harus penulis uraikan dalam dalam
kaitannya dengan syukur, tetapi pada penulisan kali ini penulis akan lebih
menjelaskan syukur pada tataran syukur yang berkaitan dengan mensyukuri panca
Indera.
Komentar ulama dalam kitab Majalis Tsaniyah, salah satu
kitab syarah kitab arbain. Komentarnya, bahwa shalat subuh dua rakaat merupakan
wujud mensyukuri nikmat indera tangan (perasa) dengan tangan kita dapat
mersakan apah sebuah benda itu kasar atau halus. Shalat dzuhur merupakan wujud
mensyukuri nikpat penciuman, dengan indera ini manusia dapat mencium bau dari
empat penjuru mata angin. Shalat ashar merupakan mensyukuri nikmat pendengaran
dengan indera ini manusia dapat mendengar suara dari empat penjuru mata angin,
sekalipun telinga hanya menghadapat kiri dan kanan. Shalat maghrib merupakan
mensyukuri nikmat penglihatan dengan indera ini manusia dapat melihat tiga
sisi, sekalipun dua mata memandang kedepan. Shalat isya mensyukuri nikmat
lidah, dengan indera ini manusia dapat merasakan pahit, manis, panas dan
dingin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar