Kewajiban orang tua terhadap Anaknya
1.
Memberi nama yang baik, karena nama dipandang
sebagai doa. Jadi tatakala anak dipanggil oleh siapapun, secara tidak langsung
orang tersebut sudah didoakan oleh orang yang memanggil. Doa dipandang oleh
islam oleh Islam adalah senjata dalam kehidupan dalam meraih dua kebahagiaan di
dunia dan akhirat. Jika demikian adanya,
maka nama seseorang merupakan senjata bagi orang itu. Nama yang baik merupakan
senjata yang baik, dan nama yang buruk merupakan senjata yang buruk.
Betapa penting sebuah nama dalam Agama Islam.
Secara psikologi, jika nama anak baik akan melahirkan kepercayaan diri, dan
kepercayaan diri merupakan modal awal untuk sukses. Menurut teori, keyakinan
(kepercayaan diri) merupakan 60% pendorong kesuksesan.
Dalam diri manusia ada tiga kecerdasan, yaitu
kecerdasan spiritual (keyakinan) emosional (keahlian) dan intelektual (logika).
Dari tiga kecerdasan itu, ternyata kecerdasan spiritual menduduki rangking
pertama, dan emosional rangking kedua, selebihnya intelektual yang merupakan
satu persen untuk menghantarkan seseorang menjadi sukses.
Kecerdasan spiritual mencakup keyakinan akan masa
depan, kebalikan dari masa depan suram (madesu). Orang yang yakin akan masa
depan melahirkan husnudhan, yakni baik sangka atau dikatakan positif
thinking.
Orang-orang besar di dalam dirinya selalu positif
thingking. Menyakini bahwa masa depan lebih baik, maka segera ditata sejak
dini. Orang seperti ini tidak akan mengenal lelah dan putus asa. Kolonel Sander
contohnya, seorang pencipta bumbu kentaki, tidak putus asa dengan kegagalannya
sebanyak 1009 kali dan terus mencoba, wal hasil di usia 56 tahun dia sukses
menciptakan bumbu yang diimpikannya itu. Begitu juga dengan Sostro Jaya,
pencipta tehbotol mengalami kegagalan sebanyak 97 kali, tetapi tidak putus asa,
dan terbukti karyanya eksis sampai saat ini.
2.
Setelah memberi anak yang baik, didiklah akhlak
yang baik. Akhlak yang baik merupakan kecerdasan emosional. Dengan akhlak orang
akan mudah tertarik, hal apapun dalam dunia ini, bisnis atau yang lainnya lebih
didominasi oleh akhlak. Seorang pedagang berakhlak akan lebih disukai dibanding
dengan pedangan yang tidak meng-indahkah akhlak.
3.
Mengajarkan menulis, karena dengan menulis anak
akan membaca. Berbeda jika hanya diajarkan membaca belum tentu menulis. Banyaknya
bacaan seseorang dapat dilihat dari banyaknya tulisan, karena tidak mungkin
seseorang dapat menulis dengan banyak tampa bacaan yang banyak. Bukankah dunia
ini diselamatkan oleh penulis. Jika kita tahu sejarah masa lalu, ajaran-ajaran
Islam karena itu jasa penulis. Tidak berlebihan jika islam sejak awal menanamkan
pendidikan menulis sejak awwal.
4.
Selain Islam memerintahkan orang tua untuk
menguatkan kecerdasan spiritual dan emosional. Islam juga memerintahkan orang
tua untuk mengutkan fisiknya, dan Allah sangat mencintai orang-orang yang kuat
segalanya. Fisik, psikis dan spiritualnya. Bentuk fisik yang ditawarkan oleh
Rasul adalah melempar, berenang.
5.
Selain memperhatikan pendidikan Islam juga
memperhatikan makanan yang akan diberikan kepada anak. Perintah Rasul yang
harus diperhatikan selain hal di atas adalah memberi makan yang bergiji,
sehingga antara perintah dan media cocok. Bagaimana mau membuat kueh dengan
baik dan benar juga bisa dimakan, jika adonannya terbuat dari kotoran. Artinya
bangaimana mau mendidik anak yang fintar dan shaleh, jika anak diberikan
makanan yang tidak baik (halal).
6.
Islam juga sangat hati-hati, setelah mendidik,
memberi makan juga nikahkan jika sudah datang jodohnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar