TAFSIR AL-HAMDULILLAH
تفسير الحمد لله رب العالمين
Al-Hamdulillah merupakan bagian dari surat al-Fatihah
yang terjadi kontroversi di kalangan ulama. Ada ulama yang memahami al-Hamdulillah
merupakan ayat pertama dari surat al-Fatihah. Namun tidak sedikit yang
membantah pemahaman ini.
Imam Syafi’i seorang yang lahir di jalur Ghaza Palestina dan
memiliki kedudukan (maqom) mujtahid muthlak pada dunia fiqih berpehamaman bahwa;
al-Hamdulillah merupakan ayat kedua dari surat al-Fatihah, dan ayat yang
pertama adalah kalimat Basmalah. Hal ini tentu tidak sepaham dengan imam
Malik yang mengatakan bahwa al-Hamdulillah merupakan ayat pertama dari
surat al-Fatihah. Dengan demikian sering kita jumpai ada orang yang membaca
surat al-Fatihah diawali dari basmalah, dan ada juga yang memulai dengan
al-Hamdulillah.
Terlepas dari kontroversi soal awal dari surat al-Fatihah
diawali dengan basmalah atau hamdulillah, yang jelas kalimat al-Hamdulillah
merupakan kalimat yang biasa diucapkan oleh orang yang sedang bersyukur atas
karunia yang telah Allah berikan. Pada kalimat hamdu terkadung empat unsur. Yakni
unsur pencipta, dan makhluk.
Dalam kata hamdu terkadung Allah memuji Allah (Qadim alal
Qadim) seperti Tiada Tuhan Selain Aku, Allah memuji makhluk (Qadim alal Hadis)
ini pernah terjadi tatkala Nabi Muhammad Mi’raj menghadap Allah dan Allah
memuji. Pujiaannya diabadikan dalam surat al-Baqarah pada amanana Rasullu
dan seterusnya. Makhluk memuji Allah
(Hadis alal Qadim), seperti kalimat Tiada Tuhan selain Allah. Ke-empat makhluk
pada makhluk (Hadis alal Hadis), seperti seseorang memuji orang lain pada
dasarnya memuji Allah.
Kata rabbi dalam bahasa arab dipahami sebagai Tuhan
pencipta dan pemelihara, sehingga ketika digabungkan dengan kata al-Alaminna,
menjadi Rabbil ‘Alamin, dapat dimaknani Tuhan pencipta dan pemelihara.
Dalam kajian fiqih kalimat al-Hamdulillah dipahami
sebagai kalimat doa, bahakan doa yang paling utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar