RENUNGAN
kefakiran dapat mewariskan kekufuran. kalimat itulah sekiranya yang layak diungkapkan dalam kondisi sekarang ini. Banyak dijumpai di tengah serba kekurangan, sementara biaya hidup semakin tinggi, dan tuntutan semakin berat, baik sosial, mental atau yang lainnya. Di sekitar kita banyak dijumpai orang berbuat nekad, menghalalkan segala cara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Belakangan dijumpai seorang dalam memenuhi hidupnya, dengan cara menipu orang lain. Tentunya hal ini sangat membahayakan, baik bagi dirinya maupun orang lain, yang ada di sekitarnya. Namun anehnya dia tidak merasa bersalah.
Sebenarnya dalam hidup ini apa yang kita cari, harta-kah, kedudukan-kah, atau hanya kesenangan sesaat. Dalam hal ini sepertinya harus melakukan renungan yang dalam. Karena semua yang kita kejar, atau menjadi tujuan yang sifatnya duniawi pada gilirannya akan masuk pada titik jenuh, karena semua yang ada di dunia laksana bayangan, yang tidak akan pernah tertangkap oleh panca indera. Tidak berlebihan jika Imam Syafi'i seorang Imam pendiri madzhab fiqih yang lahir di palestina, dan populer dengan komentarnya, yaitu kaul kodim dan kaul jadid, pernah berkata "andai saja Allah hanya menurunkan surat al-Ashr sudah cuku" kenapa karena dalam surat ini berbicara iman dan amal soleh. iman merupakan paktor penggerak dalam beramal, juga tempat berpijaknya suatu pahala.
Dalam surat al-Ashr Allah bersupah demi waktu ashar. waktu ashar adalah waktu di mana matahari sudah menggeser ke sebelah barat. tatkala matahari sudah menggeser kesebelah barat, tentunya maghrib akan segera tiba. Jika maghrib tiba, maka siang akan segera berlalu, dan malam akan segera datang. Jika malam tiba persiapan tidak ada, lampu tidak ada listrik belum pasang tentu seisi rumah akan kegelapan. Kegelapan merupakan kerugian yang didapat oleh seisi rumah.
maksud penulis, dalam surat al-'Ashr hanya Allah tidak bilang, wahai manusia, dari hari-kehari usiamu semakin bertambah jumlahnya, dan semakin berkurang jatahnya. Jika usia bertambah jumlah berkurang jatah manusia akan kembali pada asal kejadiannya, yakni berkurang segala kenikmatannya. mata yang tadinya jelas melihat, telinga yang jeli mendengar, dan kulit yang tadinya kencang, dengan berjalannya waktu semuanya akan berubah. itu artinya apa? andai saja tubuh atau segala yang bersifat duniawi menjadi kebanggaan, apalagi sebagai tujuan tentu manusia tidak akan medapatkan ketentrama, karena semuanya berakhir tidak sesuai dengan yang diharapkan.
wasalam.......................
3 komentar:
blog yah bagus
blog yah bagus keren
assalamualaikum, blog ini memng bagus !!!!
i like it ...^.^...
Posting Komentar