Sabtu, 23 Maret 2013

KESIMPULAN BESAR





Kesimpulan besar penelitian ini adalah al-Qur’an sebagai penyembuh beragam penyakit fisik dan psikis (bio, psio, sosio, spiritual) dipahami dari kata shifa>’ dan isyarat ayat yang ada dalam al-Qur’an. Salah satu tokoh yang berkomentar tentang ini adalah Muhammad Haqqi al-Na>zili>.     
Penelitian ini ada kesamaan dengan peneliti sebelumnya, walaupun dalam angka tahun dan beberapa hal lainnya sedikit berbeda. Di antaranya; Abduldaem al-Kaheel, Power of al-Qur’an Healing. Menurutnya, isyarat penyembuhan dengan al-Qur’an adalah diketemukannya ayat tentang diciptakannya pendengaran terlebih dahulu dari pada yang lainnya, dan ternyata telinga merupakan organ vital untuk dijadikan sebuah media penyembuhan, karena otak dipengaruhi oleh suara yang masuk lewat telinga yang akan ditransfer ke seluruh anggota tubuh. Selanjutnya pendapat A. Abdurrochman, S. Perdana dan S. Andhika, Muratal al-Qur’an: Alternatif Terapi Suara Baru. Stimulan al-Qur’an dapat dijadikan sebagai terapi relaksasi bahkan lebih baik dibandingkan dengan stimulan terapi karena stimulan al-Qur’an dapat memunculkan gelombang delta sebesar 63,11% sedangkan kenaikan gelombang delta mencapai persentase tertinggi sebesar 1.057%. Stimulan Al-Qur’an ini sering memunculkan gelombang delta di daerah frontal dan central baik sebelah kanan maupun kiri otak. Begitu juga dengan Athoullah, Tesis Makna Bismillah dalam Perspektif Hikmah, yang menyatakan bahwa basmalah selain memiliki makna teks juga mempunyai makna isyarat kekuatan magis, jika diamalkan sesuai aturan yang telah ditentukan. Mohammad Daudah menyatakan dalam sebuah karyanyanya berjudul “Energi Penyembuh dalam a-Qur’a>n antara sain dan keyakinan” menurutnya suara al-Qur’an dapat menghentikan pergerakan virus dan kuman, dan pada waktu yang bersamaan meningkatkan sel-sel sehat dan membangkitkan program yang terkacaukan di dalamnya agar siap bertempur melawan virus dan kuman. Tambahnya, bacaan al-Qur’an memiliki efek yang sangat luar biasa terhadap sel-sel dan dapat mengembalikan keseimbangan.
Kesimpulan penelitian ini bersilang pendapat dengan Muhammad Quraish Shihab, Ciputat: Lentera Hati; 2000 volume 7, yang mengatakan bahwa kata shifa>’ yang ada di dalam al-Qur’an bermakna penyembuh penyakit psikis. Menurutnya, hadis-hadis yang dijadikan dasar pijakan dalam menafsirkan kata shifa>’ adalah hadis yang diperselisihkan nilai dan maknanya. Tambahnya jika hadis itu benar, maka yang dimaksud bukanlah penyakit jasmani, tetapi ia adalah penyakit ruhani/jiwa yang berdampak pada jasmani. Ia merupakan psikosomatik. Begitu juga pendapat Shalah Abdul Fattah al-Kholidiy, Dasar-dasar Untuk Memahami al-Qur’an, menurutnya al-Qur’an kitab petunjuk, bukan kitab magis. Selanjutnya pendapat  Yusuf Qarad}awi, Kai>fa Nata’amalu ma’a al-Qur’an, mengatakan al-Qur’an bukan kitab filsafat, bukan juga kitab penyembuhan fisik melainkan psikis, andai saja al-Qur’an sebagai penyembuh penyakit fisik, maka medis tidak berarti dalam peradaban Islam.
Penelitian ini menunjukkan bahwa kata shifa>’ yang ada dalam al-Qur’an berbentuk umum (nakirah) dan banyak ulama tafsir menafsirkan sebagai penyembuh fisik dan psikis. Penyembuhan penyakit fisik dan pskis dengan al-Qur’an selain dipahami dari kata shifa>’ juga didapatkan dari isyarat-isayarat ayat, dan hadis yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Muslim, Abu Ubaid, Abu Daud, Tirmizi, Nasa>’i, IbnMajah, IbnJarir, al-Hakim dan Baihaqi> tentang penyembuhan bisa kalajengking dengan surat al-Fa>tih{ah.                            
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kepustakaan (library reseach). Sumber primer penelitian ini adalah kitab Khazi>nat al-Asra>r, karya Muhammad Haqqi al-Nazili, sedangkan sumber skunder berupa kitab, buku, journal, dan artikel yang ada korelasi langsung atau tidak langsung dengan topik bahasan yang dimaksud. Sifat penelitian ini adalah deskriftik-analisis
 silahkan pesan di sini, dengan mentrasfer ke rek BRI
080201025984538 atas nama APIPUDIN

Tidak ada komentar:

Ceramah Maulud