Rabu, 15 Januari 2014

ULUMUL HADIS SOAL



               


 


UNIVERSITAS ISLAM SYAIKH YUSUF TANGERANG
(UNISTA)
  


Mata Kuliah    : Ulumul Hadis                                                Dosen  : Apipudin, MA.Hum
Semester          : 1 (Satu)                                                         tanggal : ....................01/2014
UJIAN SEMESTER


1.    Klasifikasikan hadis dhaif berdasarkan matan!
2.    Sebutkan istilah-istilah hadis yang cacat karena cacat rowi hadis!
3.    Sebuah hadis dapat dikatakan shahih jika rawi-nya tidak memiliki cacat yang menyebabkan hadis menjadi cacat. Sebutkan syarat seorang rawi hadis shahih!
4.    Apa yang dimaksud hadis hasan?
5.    Sebutkan dan jelaskan kedudukan hadis shahih, hasan dan dhaif!



CONTOH SKRIPSI PENDIDIKAN KAJIAN PUSTAKA



CONTOH SKRIPSI PENDIDIKAN KAJIAN PUSTAKA

PENDIDIKAN DALAM AL-QUR’AN
(ANALISIS PEMIKIRAN AL-IMA>M AL-GHAZALI DALAM KITAN IHYA AL-U>LU>M AL-D>IN)



BAB I
PENDAHULUAN



A.    Latar Belakang
Pendidikan dalam Islam dipandang sesuatu yang sangat fital dan urgen. Untuk itu al-Qur’a>n yang difahami sebagai pembimbing bagi orang yang bertaqwa[1] banyak mengangkat soal-soal pendidikan, baik bersifat perintah maupun hanya bersifat informasi. Bahkan surat pertama yang diturunkan pun mengandung perintah belajar.[2] Tidak hanya itu, al-Qur’a>n juga sering membandingkan antara orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu[3]. Al-Qur’a>n selain meng-informasikan pendidikan juga memberikan hadiyah yang sangat berharga bagi orang yang memiliki ilmu, dengan diangkat beberapa derajat dari orang awam[4].  
Pernyataan-peryntaan teks al-Qur’a>n tentang pendidikan mendorong para ulama> untuk memahami lebih jauh tentang esesnsi dari ayat tersebut. Lahirnya penafsiran dari berbagai kalangan ulama> dengan latar belakang yang berbeda tentu akan melahirkan pemahaman yang berbeda khususnya pada ayat-ayat pendidikan. Ulama> yang latar belakangnya fiqih akan berbeda dengan ualama> yang latar belakangnya tauhid dalam menafsirkan ayat-ayat pendidikan. Demikian juga ulama> sufi> akan berbeda dengan ulama> pada umumnya dalam menafsirkan ayat-ayat pendidikan. Perbedaan-perbedaan penafsiran pada ayat-ayat pendidikan tentu tidak menghilangkan dari esensi al-Qur’a>n, semua perbedaan hanya di tataran penafsiran semata. Hal lain yang mempengaruhi penafiran adalah makna ayat al-Qur’a>n sendiri beragam[5].
Terlepas dari perbedaan-perbedaan penafsiran tentang ayat-ayat pendidikan, yang jelas pendidikan ada di dalam al-Qur’a>n dan sangat dianjurkan. Bahkan al-Qur’a>n menggambarkan pendidikan sudah ada sejak adanya manusia[6]. Jika al-Qur’a>n meng-informasikan pendidikan telah ada sejak adanya manusia, ini artinya umat Islam harus lebih maju dalam pendidikan.
Sungguh pun tidak semua masa Islam maju, tetapi Islam pernah mengalami masa  kejayaan, terutama pada masa abasiyah. Pada masa ini lahir berbagai ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu, termasuk di dalamnya disiplin ilmu tasawuf. Al-Ima>m al-Ghazali seorang ulama> sufi banyak melahirkan karya-karya sufi yang sangat dikenang oleh masyarakat Islam bahkan dapat dijadikan rujukan.    
Tasawuf yang lebih menitik beratkan pada pendidikan akhlak dapat menhiasi dunia pendidikan, bahkan menjadi ruh penidikan. Bukankah pendidikan Islam semuanya bermuara pada kematangan mental dan mencetak manusia yang bertaqwa. Di sinilah tasawuf menjadi pengendali dunia pendidikan.
Jika tasawuf menjadi ruh sebuah pendidikan, lantas bagaimana teks-teks al-Qur’an difahami oleh ulama tasawuf. Untuk penulis bermaksud mengkaji lebih jauh tentang pendidikan berdasarkan pandangan sufi yang disajikan dalam karya ilmiyah dengan judul “Pendidikan Dalam al-Qur’a>n Perspektif al-Ima>m al-Ghazali>, Analisis Kitab Ihya al-Ulu>m al-Di>n”. Hal ini sangat urgen diangkat karena beberapa hal; pertama bagaimana pendidikan perspektif Ima>m al-Ghazali, kedua apa perbedaan atau persamaan pendidikan perspektif sufi dengan ulama pada umu>mnya.

B.    Indentifikasi Masalah
Dari uraian penulisan di atas penulis setidaknya dapat meng-identifikasi masalah sebagai berikut:
1.      Apa istilah pendidikan dalam al-Qur’an
2.      Berapa kali pengulangan kata pendidikan dalam al-Qur’an
3.      Bagaimana para mufasair menafsirkan teks pendidikan
4.      Bagaimana sulama> sufi dalam menafsirkan teks pendidikan
5.      Bagaimana pendidikan perspektif al-Ima>m al-Ghazali>
6.      Apa perbedaan dan persamaan sufi dengan ulama lainnya dalam menafsirkan teks pendidikan

C.       Pembatasan Masalah
Dari permasalahan-permasalahan di atas penulis hanya fokus pada salah satu masalah, yaitu Pendidikan perspektif al-Ima>m al-Ghazali. Perbedaan dan persamaan al-Ima>m al-Ghazali dengan ulama pada umumnya dalam menafsirkan teks pendidikan dalam al-Qur’a>n. 

D.    Rumusan Masalah
Dari masalah di atas, dapat dirumuskan dalam sebuah pernyataan ilmiyah, yaitu bagaimana pendidikan perspektif al-Ima>m al-Ghazali. Apa perbedaan dan persamaan penafsiran al-Ima>m al-Ghazali dalam menafsirkan teks pendidikan dalam al-Qur’an.


E.    Tujuan Penelitian    
Penelitian ini bertujuan unutuk:
1.      Mengetahui bagaimana al-Qur’an ditafsirkan oleh al-Ima>m al-Ghazali>.
2.      Mengungkap secara lebih analitis mengenai penafsiran al-Ghaza>li dalam teks pendidikan. 
3.      Tujuan penelitian ini untuk melihat lebih jauh tentang pendidikan perspektif al-Ima>m al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulu>m al-Di>n.  

F.     Manfaat Penelitian
Secara umum manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah untuk dijadikannya materi kajian yang aktual tentang pendidikan perspektif al-Ima>m al-Ghaza>li yang dituangkan dalam kitab Ihya al-Ulu>m al-Di>n. Manfaat lain dari penelitian ini adalah dapat dijadikan rujukan untuk penelitian lain yang tertarik dengan penafsiran sufi terhadap al-Qur’an.
Hasil penelitian ini juga dapat memberikan Khazanat keilmuan tafsir, bagaimana al-Qur’an ditafsirkan oleh ulama sufi, khususnya dibidang pendidikan.

G. Tinjauan Pustaka
Sepanjang penulisan ini penulis belum menemukan satu kajian yang membahas Pendidikan dalam al-Qur’an Perspektif al-Ima>m al-Ghazali>. Kajian ini termasuk kajian yang baru dan aktual.  
Untuk tinjauan pustaka yang relevan dengan kajian penulis di antaranya; karya al-Ima>m al-Ghazali>, Ihya al-Ulu>m al-Di>n, dan kitab, atau buku, dan hal lain yang ada relevansi dengan kajian ini.

H.    Metodologi Penelitian
1. Metode Pengumpulan Data
Skripsi ini disusun dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan, yaitu mengumpulkan data dan informasi berupa buku artikel-artikel, dan journal, yang ada korelasinya dengan bahasan, yang kemudian diidentifikasi secara sistematis dan analisis dengan berbagai sumber primer dan sekunder.
Sedangkan data-data yang diperlukan itu berasal dari sumber yang utama. Dalam hal ini yang menjadi sumber utama adalah kitab Ihya al-Ulu> al-Di>n Karya al-Ima>m al-Ghazali.

2. Metode Pembahasan
Metode pembahasan dalam penelitian ini deskriptif analitis, yaitu suatu pembahasan yang bermaksud untuk membuat gambaran mengenai data-data dalam rangka menguji hipotesa atau menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu sedang berjalan dari pokok masalah.
Sedangkan metode analitis. Yaitu suatu pembahasan dengan cara memberikan penafsiran-penafsiran terhadap yang telah terkumpul dan tersusun. Jadi metode deskriptif analitis adalah suatu pembahasan yang bertujuan untuk membuat gambaran terhadap data-data yang telah tersusun dan terkumpul dengan cara memberikan interpretasi terhadap data tersebut.

I.   Sistematika Penulisan
 Kajian dan penelitian ini disusun atas lima bab. Penyusunan bab dilakukan secara kronologis. Penyusunan dengan cara ini dilakukan untuk menunjukkan proses dan keberlanjutan antara satu bab dengan bab berikutnya sehingga memberi gambaran sebagai kesatuan yang relatif utuh.
Bab satu berisi pendahuluan. Bab ini menjelaskan latar belakang yang mendasari kajian dan penelitian ini dipilih. Di bab ini juga disinggung rumusan permasalahan penelitian, diskusi tentang tinjaua pustaka, metode yang dipergunakan dan Sistematika penulisan.
Bab ke dua dalam bab ini berusaha mengungkap pendidikan dalam al-Qur’an, termasuk istilah-istilah pendidikan dalam al-Qur’an. Hal ini penting dilakukan untuk mendapat gambaran tentang istilah-istilah pendidikan dalam al-Qur’an.
Bab ketiga mengela al-Ima>m al-Ghazali>, mengungkap kitab Ihya al-Ulu>m al-Di>n, dan karakteristiknya. 
Bab ke empat akan dibahasa pendidikan perspktif Ima>m al-Gha>zali dalam kitab Ihya al-Ulu>m al-Din, sebagai jawaban dari rumusan masalah. Selanjutnya Bab V berisi kesimpulan dan saran.



[1] Lihat Muhammad Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah (Ciputat: Lentera Hati,2002), v.1,h. 5
[2]Lihat QS: al-Alaq
[3]Lihat Surat al-Zumar ayat 9   
[4]Lihat surat al-Muja>dilah ayat 11
[5]Lihat Muhammad Quraish Shihab, Sejarah al-Qur’a>n (Ciptata: Lenetera Hati,2000),h.234
[6]Lihat al-Baqarah ayat 31

Ceramah Maulud